Sabtu, 15 Agustus 2009

kau lelakiku

Di barat kubiarkan angin mencambuk rindu milikku padamu
dan mentari yang hendak pulang
mengantarkan warna senyum simpulmu;
serupa lengkung pelangi..

Duhai lelakiku,
kau .. Pada hutan menghijau melantunkan nyanyian-nyanyian cinta
gema tertangkap hingga pada dinding kamarku
demikian pucuk bebukitan tempatmu menyulam janji
untuk hari kita kelak ..

Tak ada kata lelah aku menunggumu
hingga kau tiba walau tanpa kereta bertudung emas
hanya hujan dan gemuruh ingin lekas yang memangut kawanan sabar
sebab kasih yang kau kemas begitu nirwana
wahai lelakiku, aku ingin kau segera memintaku ..


Qq-26juL09
(Untuk kau, lelakiku)

-kamar hijau-


aku pasti merindukan hijau kamar ini
tempat permulaan segala
dimana kuukir namamu namaku dalam tanda cinta
tempat melarung rindu

cermin bundar pada almari jati menangis
menyudahi sebagai saksi yang menangkap bayang kita kala beradu bibir
juga temaram lampu yang lugu menerangi pergolakan dua tubuh

pada kamar ini,,
malam cemburu dalam bisu kala kau dan aku tenggelam dalam cumburayu
menjadi barisan sajak cinta yang menampung luka dan tawa
untuk kau gantungkan pada langit kamar agar terbaca oleh matakecilku
saat kujatuh dalam rindu yang teramat padamu

di kamar ini, kita tuang doa, pengharapan dan merrajut mimpi berdua
ini kamar kau dan aku
yang cinta tumbuh dan bersemi di dalamnya
kini aku meninggalkan kamar ini dengan sejumput kenangan perihal cinta kita
sisanya, tertinggal dalam lengkung tanda cinta yang merangkum nama kita
abadi.. meski debu melesap dan menyapu..
kamar ini... kamar rindu..

Qq-02agustus09

Agustus, malam 13

Adalah luka yang kesekian menjadi tinta pada mata pena ini
malam menangis, merobek cakrawala, membelenggu kegalauan
akhirnya, mahar yang masih ranum terlanjur kukemas untuk kukirim kembali padamu
janji-janji patah, menikamkan diri dari belakang, tajamnya menyempurnakan kepedihan

sementara angin menagih kesangsian
sebab pernah kukhianati isyarat untuk bergegas kembali
dan kini aku kalah dalam kelana
mawar merah di bibirmu yang semula manis kukunyah,
berjatuhan kelopak demi kelopak di ujung kakiku
kupunguti, kugenggam
hingga berdarah; tumpah ruah di sudut mataku

ajarilah aku untuk kembali menangis kala mengenang engkau yang masih kuingat seluruh
tiap kalinya, kuletakkan tangan di tengah dada, kuusap, kusapu embun berdebu yang menutupi namamu
dan beranjak pula segala tentangmu

sepanjang ini, selalu aku pelajari kesalahan dalam menjatuhkan hati di hadapanmu
hingga di ujung, biaslah semua!
Luka adalah milikku!
Luka adalah aku!
Karna kau tak pernah benar-benar menanggalkan pakaian masasilammu
sedangkan kupaksa menggadai diri, menghamburkan apa apa ke udara!

Selesailah semua!
Luka adalah aku!
Selamat tinggal ! Selamat tinggal !
Izinkan kudekap erat sisa-sisa yang tak bisa kusangkali artinya.


Qq-12agustus09