Adalah luka yang kesekian menjadi tinta pada mata pena ini
malam menangis, merobek cakrawala, membelenggu kegalauan
akhirnya, mahar yang masih ranum terlanjur kukemas untuk kukirim kembali padamu
janji-janji patah, menikamkan diri dari belakang, tajamnya menyempurnakan kepedihan
sementara angin menagih kesangsian
sebab pernah kukhianati isyarat untuk bergegas kembali
dan kini aku kalah dalam kelana
mawar merah di bibirmu yang semula manis kukunyah,
berjatuhan kelopak demi kelopak di ujung kakiku
kupunguti, kugenggam
hingga berdarah; tumpah ruah di sudut mataku
ajarilah aku untuk kembali menangis kala mengenang engkau yang masih kuingat seluruh
tiap kalinya, kuletakkan tangan di tengah dada, kuusap, kusapu embun berdebu yang menutupi namamu
dan beranjak pula segala tentangmu
sepanjang ini, selalu aku pelajari kesalahan dalam menjatuhkan hati di hadapanmu
hingga di ujung, biaslah semua!
Luka adalah milikku!
Luka adalah aku!
Karna kau tak pernah benar-benar menanggalkan pakaian masasilammu
sedangkan kupaksa menggadai diri, menghamburkan apa apa ke udara!
Selesailah semua!
Luka adalah aku!
Selamat tinggal ! Selamat tinggal !
Izinkan kudekap erat sisa-sisa yang tak bisa kusangkali artinya.
Qq-12agustus09
Sabtu, 15 Agustus 2009
Agustus, malam 13
Diposting oleh Rizki Amelia Gayatri di 08.46
Label: dinding2hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar