Senin, 12 Oktober 2009

Penantian Yang Masih

malam merayap mengukung pada rumah kecil
ada gelisah jatuh
dan bunyi gerimis yang ringkih
bersama gemuruh rasa

pada mata bulan purna yang keperakan
aku menitip dan merunut rindu

sebab apa? aku ingin lekas tiba di matamu
berdiam di hijau pipimu
dan membaui bunga cinta yang tumbuh rimbun dikeningmu
pada akhirnya aku memeluk katakata
yang tumpah dari lautan kalbumu

tak terhitung berapa purnama aku susuri
menuju lembahlembah
ngarai dan gemericik air serupa: nyanyian jiwamu

kutanam,memupuk,dan kupetik menyiangi cinta
dalam gigil yang tak sabar ia mekar serupa bunga tanpa musim:
dalam madu dan pelangi

kekasih,
aku khabarkan dari sini
perihal detik yang menyusut pada pucukpucuk pinus
dan kerinduanku rimbun berkecambah

di bawah langit yang hidup
aku masih bersama pagi yang mawar,tetap menunggumu
hingga nanti jejemarimu memeluk aku
dan bibir kita saling bertangkup
lidah mengulir melukis di jiwa
disana aku minum dari bibirmu

( untukmu,sang terkasih )

qq.09 sept 09

0 komentar: