Selasa, 27 Oktober 2009

tentang puisimu

pantai menikamkan ombak
membawa kata-kata pada tepian bibirmu
lalu kau biarkan terik mentari membakar kepalamu
hingga kata terbang, berhamburan dan
jatuh pada dasar kalbumu

adalah hati yang terkoyak-koyak
sebab petik gitar dan gemetar suaramu; pilu
aku masihlah sekolot dulu
mengeja huruf demi huruf
mengejar bayang, menelanjangi diri
menafsir kata, kalimat yang kau sebut ia puisi

kemudian pepohonan di luar mandi sunyi
ku dekap erat engkau;
puisi yang mengusik kesendirian
meledakkan gairah!
puisimu merekam gaduh, menggetarkan semesta
kau kirim ia jauh dalam jiwaku
begitu saja, aku mati di barisan puisimu..

(kala pertama kali kau bacakan aku puisi lewat telpon genggamku..)


Qq-19okt09

Senin, 19 Oktober 2009

........

SUDAH TAK BANYAK YG MAU DIBAGI

Senin, 12 Oktober 2009

Penantian Yang Masih

malam merayap mengukung pada rumah kecil
ada gelisah jatuh
dan bunyi gerimis yang ringkih
bersama gemuruh rasa

pada mata bulan purna yang keperakan
aku menitip dan merunut rindu

sebab apa? aku ingin lekas tiba di matamu
berdiam di hijau pipimu
dan membaui bunga cinta yang tumbuh rimbun dikeningmu
pada akhirnya aku memeluk katakata
yang tumpah dari lautan kalbumu

tak terhitung berapa purnama aku susuri
menuju lembahlembah
ngarai dan gemericik air serupa: nyanyian jiwamu

kutanam,memupuk,dan kupetik menyiangi cinta
dalam gigil yang tak sabar ia mekar serupa bunga tanpa musim:
dalam madu dan pelangi

kekasih,
aku khabarkan dari sini
perihal detik yang menyusut pada pucukpucuk pinus
dan kerinduanku rimbun berkecambah

di bawah langit yang hidup
aku masih bersama pagi yang mawar,tetap menunggumu
hingga nanti jejemarimu memeluk aku
dan bibir kita saling bertangkup
lidah mengulir melukis di jiwa
disana aku minum dari bibirmu

( untukmu,sang terkasih )

qq.09 sept 09