Senin, 30 Maret 2009

Gintung Malang

dini hari kala mimpi masih membuai manja
anak masih terpengkur dalam peluk ibu bapak
sayup-sayup adzan subuh terdengar dari pengeras suara
yang tergantung di menara mesjid

SITU Gintung murka
air menerjang tanpa ampun sana-sini
meluluh-lantak pemukiman yang berpuluh tahun ditinggali
orang-orang tersentak, tak lagi mengucek mata yang masih susah melek
tragedi mimpi buruk kini mendekam erat

teriak bergema "air, air, Lari !!!"
namun tangan ini tak lagi mampu menyanggah tubuh yang hanyut menjauh
bapak kehilangan anak istri,
rumah kini memuing bersama lumpur..
air mata yang jatuh sudah membendung menyatu
lidah kelu bergetar memanggil-manggil siapa yang terenggut dari dekapan

si kecil cantik berbaju merah masih menunggu ibu bapak
menjemput membawa kafan untuknya..
berdosa apa dia??
di sana terlihat kakek mengais reruntuhan yang mengubur tubuh kaku
sang cucu - yang tadi malam masih dibacakan dongeng olehnya..

badai masih saja menorehkan duka pada langit Gintung
mau marah pada siapa??
orang yang meninggalkan tak akan pernah kembali lagi
hanya keikhlasan mengantar jasad-jasad yang terkasih ke dalam kubur masal

pasrah..
mungkin ini car TUHAN menyayangi umat dengan jalan-Nya sendiri
tabahlah SITU Gintung,
dari sini mawar dan doa kukirim beribu..

Qq

0 komentar: