Kamis, 28 Mei 2009

aku yang pengalah

aku pernah mengecap manisnya musim semi
ketika bunga-bunga tumbuh dan mekar pada taman hatimu
menyebarkan wangi yang kemudian ia kejar, lekas didekap dan
disimpannya dalam-dalam; aku mencium..

aku pernah merasakan kelunya musim dingin
ketika gerimis airmata jatuh satu-satu pada tanganmu yang menengadah
ia merapikannya, bersama isakmu yang mengoyak rasaku
ikut hilang aku, dalam lautan gelisahmu..

aku pernah menerima kekalahan musim gugur
ketika kau membawakan setangkai mawar yang kelopaknya tanggal
sebelum kau benar-benar sampai padanya
kau hanya berpasrah; seperti saat ia remukkan sebentuk hati yang
kau kirim padanya di penghujung musim itu
dan aku memungutnya..!


Qq-21Mei09

Rabu, 13 Mei 2009

persembahan terakhir

dan aku sudah sampai pada waktu dimana
sapaku akan jarang kau temui
bukan menyudahi, sebab penghabisannya adalah
kebersamaan yang masih rapih terawat
bila nanti banyak rindu yang mengganggumu
datang saja pada tempat dimana aku menjadikan
rumah kedua untuk persinggahanmu
kehangatan masih utuh dan
radio tua yang menjanjikan cinta lewat lagu..

tentu kau tak lupa akan kamar berlampu jingga
yang anggur pernah tumpah dari bibirmu
bersama tangis yang leleh membendung kerinduan
kita masih bisa menciptakan lagi cerita
tentang kau dan aku serta persembahan terakhir
yang mungkin akan jadi di kamar ini juga..

Qq-13Mei2009

Selasa, 12 Mei 2009

hingga Desember




segera kau ingatkan aku jika kau memilih hendak pergi

sebab tak gampang membuka jalan untuk kita memulai
bersama membangun candi yang kurang batu
dan sedikit hancur menjadi debu
lalu aku berputus asa pada pundakmu yang kian lusuh
dan menangis sejadi-jadinya seperti si kecil
yang meminta bintang pada langit

tak mudah bagiku untuk paham kata-katamu

bahwa laut itu hidup dan jiwa-jiwa kita yang lelah
akan kembali dan bertemu disana

hah, kadang dalam pelukmu begitu kurasa
pisau yang menikam tepat di tengah dadaku
memahat luka hingga abadi namamu disana
memilikimu yang tak utuh membuatku tak berapa tegar
untuk berdiri pada gemetar kaki ini
namun pedar cahaya matamu lekas memeluk gelisah
menuntun aku menunggumu pada kursi jati
bersama gerimis sebelum hujan yang benar-benar pada Desember;
aku merajut benang-benang kerinduanku padamu

lekas temuilah aku,
bersama sungai damai di sudut matamu
aku hanya ingin berlama dalam pelukanmu..

Qq-12Mei09

Senin, 11 Mei 2009

mengenang pantai

dengar sayang..
lenguhan ombak begitu romantis
putihnya menyapu pasir yang merayap
sepanjang pantai ini..

dengan kayu bakau
kau pernah menuliskan nama kita di bibirnya..
sambil aku menunggu
bersama senja ungu yang semakin turun

kita berjalan pada langkah-langkah yang kasmaran
hingga terhenti pada karang yang mempersilahkan duduk..

tak banyak kita bicara saat itu
hanya menyelami mata dan
membiarkan kaki kita tenggelam
pada nyanyian pohon kelapa dan air laut..

demikian kita kala itu
saling berpeluk dan bulu mata yang pasrah
diterbangkan oleh angin
mesra .. dan menenangkan jiwa..

ombak dan angin pantai masih sama, sayang..
hanya, kini kita kembali menikmati masa itu
melalui jendela kamar dari rumah
yang kita bangun di pelantar pantai ini..

bahkan kini lenguhan dan
nyanyian terasa lebih sempurna
sebab bibirmu selalu tertangkup dengan bibirku
sambil kita menjemput senja ungu yang turun di pantai
tepat di depan jendela kamar kita ..

Qq-10Mei09

Kamis, 07 Mei 2009

kita malam itu

dan cinta menari
di atas tubuhmu yang menunggu
bersama dentingan gelas arak
yang mengadu; bibirmu bibirku

di luar, lolongan anjing mengalun tinggi
memecah kesunyian
mengurai nafas kita yang bergelut
di balik sela dinding bambu

terlukis bayang wajah kita
pada temaram cahaya lampu minyak
menerobos jauh
pada malam yang hilang ujung

Qq-07Mei09

sempat buta

sulit untuk membaca matamu dulu
dimana dusta kau lipat dengan ragu
yang nyatanya mengulik engkau satu per satu

kenapa kau tak banyak berguru dengan yang lampau
ketika kau lihai berjalan pada setapak penuh ranjau
dan aku saja yang terhempas pada keliru;
yang menyimpan padaku penyesalan beribu

penglihatan, telah kembali pada mataku

Qq-07Mei09

Rabu, 06 Mei 2009

Tangisan Mei

dibiarkannya angin memeluk
meniduri mendung matanya
pada malam yang hampir habis

tak ada yang dia dengar
selain tetes airmata jatuh pada pasir
adakah gelisahnya bisa dibagi??

dia berlutut dalam deburan ombak
sambil menghujat diri sendiri
laut tetap saja sebisu tugu

tak cukup lama kehadiran kekasih
menjadikan hangat untuk musim begini
bayang hanya bias-bias menari pada ufuk

sebab tak ada purnama kali ini
maka kerinduan
diartikannya sendiri ..

Qq-06Mei09

Selasa, 05 Mei 2009

lagi, lagi ..




...
aku ingat benar saat kita sama terjatuh untuk kali kesekian

kau ingatkan padaku bahwa kebangkitan masih sangat mungkin

meski luka mengucurkan darah dan

kita begitu tertatih untuk kemudian berjalan kembali

setelahnya, dalam selimut malam

kau beri aku pemahaman tentang memaafkan takdir;

perihal yang harus dilalui aku atau kau

selalu aku luluh pada matamu dan
cinta lagi tertahan karena penyesalan dalam kata-katamu

aku selalu menerimamu,

atas segala kekurangan dan kesalahanmu

tapi hati bukan terbuat dari batu, sayang

tak lagi banyak maaf jika luka yang belum sembuh benar

kembali kau sayat tanpa ampun..


Qq-05Mei09

Senin, 04 Mei 2009

teman kesepian

pasti kau terlupa akan aku
saat di meja kerjamu, aroma kopi kental begitu menggoda
sementara aku hanyalah
segumpal asap dari jalanan kering
yang tersiram rinai hujan musiman di depan rumahmu
mencari celah melalui pintu dan jendela
untuk menyapa pagimu..
pada malam, kita hanya sering bertemu lewat mimpi-mimpi
yang lekas lesap dan berlalu begitu saja
disana, aku cuma bisa merabamu
hanya untuk tahu, saat itu kau sedang tersenyum atau apa
begitupun kau padaku..
kita; hanya sedikit yang bisa menjadikan cerita
sebab waktu tak begitu panjang untuk kita saling menyelami
kita akan benar-benar bertemu kala
kau terkukung sepi
karena kau segera mencariku pada jalan-jalan
terjal dan jurang
kau sangat tahu dimana aku hanya bisa duduk
menanti kau yang menangis
kemudian kau bersimpuh pada lututku dan
lekas kusapu airmatamu dengan sapu tangan biru
yang belum siap kita sulam dua purna lalu -
sebab rumah mengharuskanmu pulang
derai tangismu menceritakan perihal cinta kalian
yang menetap hanya untuk malaikat tanpa sayap yang
berdiam pada kamar-kamar kecil rumahmu
atau juga tentang kau dan dia yang masih
bercengkrama di ruang tamu..
saat mereka memanggil-manggil,
aku tak bisa menahanmu lewat kata atau kalimat
sebab suara dikoyak tajamnya rumput liar..
dan mataku hanya terjatuh di ujung-ujung langkahmu
yang semakin menghilang
maka kau akan berlari mendului angin
menyempurnakan kesendirianku kembali;
padahal masih banyak rindu pada mata kita;
mataku dan matamu..
sampai bertemu lagi, pada kesepianmu yang kesekian ..

Qq-03Mei09